Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 13 Januari 2010

Oleh : Aris Ali Ridho
Ketua I Bidang Internal PMII Komisariat Brojonegoro Unila dan
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unila.


Mugkin kita sering mendengar kata kapitalisme, atau isme-isme yag lain. Tapi walaupun mungkin kita sering mendegar kata-kata itu, sudahkah kita mengetahui atau mengerti tentang kapitalisme itu sediri???. Sudah saatya masyarakat harus tau tentang kejamnya kapitalisme yang mugkin selama ini tanpa kita sadari kita adalah bagian korban dari sistem kapitalisme. Kapitalisme berasal dari kata ”Capital” yang artinya adalah modal, kemudian “isme” yang artinya adalah paham. Jadi dari kata tersebut, kapitalisme dapat diartikan paham tentang modal. Namun disini kita tidak dapat megartikan kapitalisme sesimple begitu saja, karena itu disini kita harus memahami tentang teori-teori dan sejarah dari kapitalisme.


Kapitalisme adalah suatu mode of production yang didasari oleh produksi komoditas yang sistematik. Terkaitan dengan produksi dibawah pegaruh modal – produksi, baik untuk dipertukarkan dan untuk keuntugan, berdasar pada eksploitasi kerja. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang didasarkan atas kepemilikan pribadi (yaitu penguasaan alat-alat produksi seperti industri dan sumber daya alam atau modal) yang kemudian akan mempunyai hubungan-hubungan produksi dan melibatkan kelas tak bermilik untuk dijadikan sebagai pekerja untuk megembangkan modalnya.

Kapitalisme lahir setelah revolusi industri, yaitu penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769, yang kemudian mucul pabrik-pabrik produksi dihampir seluruh bagian Eropa. Dan lahirya kapitalisme tidak lepas dari pemikir-pemikir ekonomi klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith adalah tokoh ekonom klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.

Kapitalisme adalah sebuah sistem produksi, distribusi, dan pertukaran di mana kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan kembali oleh pemilik pribadi untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Smith berpendapat bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara (Robert Lerner, 1988). Kapitalisme adalah sebuah sistem yang didisain untuk mendorong ekspansi komersial melewati batas-batas lokal menuju skala nasional dan internasional. Pengusaha kapitalis mempelajari pola-pola perdagangan internasional, di mana pasar berada dan bagaimana memanipulasi pasar untuk keuntungan mereka.

David Ricardo, memberikan teori ekonomi yang berupa “Teori Keunggulan Komparatif”. Teori ini memberikan justifikasi yang benar-benar digunakan oleh setiap ekonom untuk mendukung perdagangan bebas, bagaimana pendapatan nasional didistribusikan diantara upah, laba, dan sewa. Menurut Ricardo bahwa perdagangan tergantung pada keunggulan komparatifnya, atau efisiensi relatif ketimbang keunggulan absoulute seperti yang dikatakan oleh Smith, tetapi bagi Ricardo yang terpenting adalah memperdagangkan barang produksi yang lebih cepat proses produksinya lebih cepat proses produksinya dan maksimal secara kuantitasnya. Selain itu menurut Ricardo bahwa upah kerja tergantung dari kebutuhan hidup minimumnya agar pekerja atau buruh bisa tetap bertahan hidup saja dan selalu mengabdikan tenaganya untuk menghasilkan barang produksi. Ia berpendapat bahwa upah yang diberikan tergantung pada lingkungan para pekerja tinggal, ketika standar umum dalam lingkungannya meningkat maka upahnya akan dinaikan sedikit, berbeda dengan Smith yang mendasarkan upah pada kebutuhan fisik minimum seorang buruh. Menurut Ricardo juga bahwa seorang kapitalis harus mengambil keuntungan yang banyak setelah memberikan upah minimum bagi buruh.

Kapitalisme adalah suatu paham yang menghargai kebebasan individu berjalan sepenuhnya tanpa campur tangan pemerintah dalam urusan ekonomi. Yang menjadi penentu utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme pasar bukan pemerintah. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

Paham kapitalisme saat ini sudah menguasai hampir diseluruh bagian dunia, termasuk di Indonesia. Paham ini di Indonesia sendiri masuk bersama paham liberal yang dibawa oleh arus globalisasi. Sebenarnya paham ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 80-an, namun momentumnya pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada pertengahan 1987, menyusul kemerosotan nilai rupiah. Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang. Itulah awal mulanya dan yang menyebabkan hampir semua sektor di negara kita di liberalkan, termasuk kepada para investor asing yang pada saat ini menguasai perekonomian negara. Mulai dari SDA sampai kepada perusahaan-perusahaan pemerintah di Indonesia yang seharusnya dapat menopang perekonomian nasional untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, saat ini telah berubah menjadi komersial dengan mencari untung yang sebesar-besarnya karena dikuasai dan menjadi alat untuk melipatgandakan modal demi kesejahteraan asing.

Paham / sistem kapitalis mempunyai sifat dan watak sebagai berikut:

a). Eksploitasi.
Dalam sistem kapitalis untuk dapat menciptakan laba yang sebesar-besarnya mereka akan memanfaatkan tenaga karyawannya/buruh untuk menghasilkan sebuah barang produksi yang bernilai tinggi. Namun semua itu tidak sesuai dalam pemberian upah pada buruh yang sangat rendah, padahal buruhlah yang menghasilkan barang produksi yang bernilai tinggi. Selain itu kaum kapitalis menggunakan sistem kerja kontrak yang harus disepakati oleh buruh. Misalnya pada suatu perusahaan, seorang buruh harus bekerja selama 8 jam dengan menghasilkan 4 buah barang produksi. Namun pada kenyataanya seorang buruh dapat menghasilkan 4 buah barang produksi hanya dengan 4 jam bekerja dan seharusnya sudah dapat berhenti bekerja, karena buruh sudah terikat kontrak kerja selama 8 jam, maka dia harus bekerja kembali untuk menciptakan barang produksi lagi. Dari sisa waktu kerja tersebut buruh menghasilkan 4 buah barang produksi lagi, tapi itu tidak dihitung oleh majikannya karena yang dihitung oleh majikannya hanya 4, walaupun kenyataanya buruh menyelesaikan 8 buah. Itulah yang disebut sebagai nilai lebih ( surplus value ) yang dicuri majikannya yang dikemukakan oleh Karl Marx. Bukan hanya buruh, SDA yang menurut kaum kapitalis adalah produktif untuk dapat menciptakan laba yang sebesar-besarnya pun ikut di eksploitasi. Karena keserakahan dari kaum kapitalis pada eksploitasi yang melampau batas terhadap alam dan sesama manusia, yang pada gilirannya masing-masing menimbulkan krisis ekonologis dan dehumanisasi. Habermas (1988) menyebutkan kapitalisme lanjut menimbulkan ketidakseimbangan ekologis, ketidakseimbangan antropologis (gangguan sistem personaliti), dan ketidakseimbangan internasional.

b). Akumulasi.
Pada dasarnya kaum kapitalis adalah manusia yang serakah, dimana tidak akan pernah puas pada apa didapatnya saat ini, mereka berusaha untuk mendapatkan yang lebih dari hari ini, begitu pula seterusnya. Mereka terus mengumpulkan untung yang didapatnya dan berusaha terus berusaha mendapatkan untung yang lebih besar lagi. Untuk menambah untung yang mereka punya, modal-modal yang sudah mereka kumpulkan saat ini mereka investaskan kembali dengan harapan dapat melipatgandakan dan penumpukan modalnya lebih besar lagi. Akumulasi kapital di tangan kaum kapitalis memungkinkannya tercapainya pertumbuhan yang tinggi. Akan tetapi pembangunan dalam sistem kapitalisme sangat bias terhadap pemilik modal. Sehingga dari segi sosiologi akumulasi kapital ternyata telah menciptakan kepincangan ekonomi atau gap yang tinggi dan stratifikas atau penciptaan kela-kelas ditingkatan masyarakat yaitu kelas kaya atau para pemilik modal (borjuis) dan kelas tidak berpunya (proletar), yang nantinya menghasilkan sumber konflik antar kelas. Para pemilik modal yang banyak memiliki alat-alat produksi sangat memungkinkan untuk memperoleh laba yang besar dengan memberikan buruh dengan upah besi atau natural wages yaitu sekedar untuk bertahan hidup. Akumulasi akan semakin berhasil jika para kapitalis bisa menindas kaum buruh sekeras-kerasnya.

c). Ekspansi.
Setelah barang produksi yang dihasilkan oleh buruh, kaum kapitais berusaha mencari pasar produksi. Demi keuntungan yang sebesar-besarnya, kaum kapitalis menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pasar produksi mereka. Cara-cara itu dapat dilakukan dengan membuka pasar lokal, nasional maupun internasional dengan cara ekspor besar-besaran ke negara-negara lain, apabila cara itu tidak berhasil perang pun dapat dilakukannya. Selain untuk memasarkan produksinya, ekspansi juga dilakukan untuk mencari bahan-bahan baku. Biasanya untuk membuka pasar internasional korbannya adalah negara-negara berkembang.

Dari penjelasan tersebut apakah kita harus diam melihat seoarang Ibu menangis yang kehilangan keluarga mereka, anak yang mengeluarkan air mata karena kehilangan Ibu dan ayahnya atau rakyat sipil yang mati terbunuh yang tidak tahu apa-apa akibat dari perang yang hanya untuk memenuhi ambisi atau kepentingan segelintir orang ?. Apakah kita harus membiarkan buruh baik laki-laki ataupun perempuan dan bahkan anak-anak dihisap, ditindas, di PHK ?. Apakah kita harus diam melihat penggusuran rumah penduduk dan penggusuran tanah petani dengan alasan tempat pembangunan pabrik, tata ruang kota dll. Yang sebenarnya untuk kepentingan para kapitalis ?. Apakah kita harus diam melihat masyarakat yang menderita bahkan cacat akibat pembuangan limbah Industri yang tidak bertanggungjawab, lingkungan yang rusak akibat penebangan hutan secara liar dan lain sebagainya yang ternyata membuat penderitaan yang tiada akhir terhadap mereka yang hari ini dibodohi ?. Apakah kita harus diam melihat penindasan ini? Jawabannya tentu tidak. Bangkitlah wahai kawanku mari kita bersama bergerak untuk merebut demokrasi sejati, rakyat pasti menang. Lawan segala bentuk penindasan yang berkecongkol di negeri kita !!!. Nasionalisasi seluruh aset-aset negara dan segala bentuk yang menguasai hajat hidup orang banyak untuk digunakan demi kesejahteraan rakyat yang saat ini dikuasai oleh kaum kapitalis asing. Hidup rakyat !!!.


KETIKA KEADILAN
JAUH DARI HARAPAN
KETIKA KESEWENANG-WENANGAN
MENJADI KENYATAAN
KETIKA YANG KUAT
MENINDAS YANG LEMAH
HANYA ADA SATU KATA KAWAN.
LAWAN…!!!

*) Pernah dimuat/dipublikasikan di Harian Umum Radar Lampung, Selasa 14 April 2009 di kolom Opini. http://www.radarlampung.co.id/web/opini/2170-penindasan-sistem-kapitalisme

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © arisaliridho.com - Edited - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -