Popular Post

Archive for 2011

STATEMENT AKHIR TAHUN

By : Unknown

Persoalan kebangsaan yang melanda negeri ini sudah cukup memprihatinkan, hampir disemua aspek kehidupan berbangsa mengalami kemorosotan yang luar biasa. Banyak problem kebangsaan yang tidak mampu diselesaikan SBY-Boediono sebagai pemimpin bangsa. Hal ini, karena tidak adanya keberanian untuk mengatasi persoalan bangsa. Kondisi ini jelas membuktikan bahwa Negara telah gagal, benar apa adanya. Oleh karena itu, kami mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Lampung, merasa sangat prihatin terhadap berbagai persoalan yang melanda bangsa ini dan dengan ini pula kami menyatakan bahwa:

“Siapa dan Mengapa” Pemuda Indonesia ?

By : Unknown
Oleh:
Aris Ali Ridho
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unila


Delapan puluh tiga (83) tahun yang silam para pemuda-pemudi dari berbagai tanah air mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia. Sebuah kesadaran mencari dan menemukan identitas diri sebagai manusia pemuda Indonesia. Proses integrasi identitas sebagai pemuda Indonesia tersebut bukanlah sebuah konsep yang dibangun berdasarkan kesamaan ras, etnis, suku, budaya, maupun agama, tetapi justru dibangun melalui sebuah keragaman (perbedaan) yang ada pada saat itu. Alhasil, integrasi pemuda saat itu secara tidak langsung telah menjadi tonggak sejarah lahirnya bangsa Indonesia. 
 
Tag : ,

Bangkit Dari “Negara Gagal” *)

By : Unknown
Oleh:
Aris Ali Ridho
Wakil Sekretaris DPD KNPI Kota Bandar Lampung, dan
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unila


Francis Fukuyama, pernah mengatakan, bahwa ancaman terbesar abad ke-21 adalah “negara gagal”, yang ditandai dengan merebaknya kemiskinan, pengangguran, konflik antar kelompok, dan merebaknya aksi teror. Bila menyaksikan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia beberapa tahun ini, praksis apabila mengacu pada pernyataan Francis Fukuyama, dapat dikatakan Indonesia mempunyai potensi menuju “negara gagal”, atau mungkin tanpa kita sadari, Indonesia telah masuk kedalam lingkaran “negara gagal”.

Tag : ,

Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Buruh *)

By : Unknown


Oleh:
Aris Ali Ridho
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unila


Berbicara masalah perburuhan di Indonesia itu teramat sangat rumit, kompeks tidak pernah kunjung menunjukan titik terang. Permasalahan perburuhan hanya dipandang sebagai problema amunisi politis, yang keberadaan masalahnya dimanfaatkan hanya untuk kepentingan politik sesaat, sehingga masalah tersebut dibiarkan selalu ada atau selalau tidak tuntas.

Buruh merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses produksi dan kelangsungan usaha. Namun selama ini keberadaannya justru kurang mendapatkan perhatian dan bahkan selalu berada di bawah tekanan akibat regulasi pemerintah yang tidak memperhatikan nasib buruh.

Tag : ,

Halal Bihalal & Reuni Akbar SMPN 1 Bangunrejo Tahun 2011

By : Unknown

Dalam rangka mempererat kembali tali silaturahim sesama para alumni SMPN 1 Bangunrejo, Lampung Tengah dan sekaligus menanamkan kembali rasa memiliki serta kebanggaan atas almamater yang telah mendidik kita pada usia remaja, maka dengan ini kami selaku dan bagian dari alumni berencana menggelar “Halal Bihalal & Reuni Akbar SMPN 1 Bangunrejo ” yang insya Allah akan diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 03 September 2011 (Idul Fitri ke-5) di SMPN 1 Bangunrejo, Lampung Tengah. Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami infokan kepada seluruh alumni bahwa kegiatan ini berlaku untuk seluruh alumni dan seluruh angkatan SMPN 1 Bangunrejo, dengan ketentuan sebagai berikut:

Revolusi Dan Pertarungan Ideologi

By : Unknown

Oleh:
Aris Ali Ridho
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unila


Pasca munculnya gerakan moral yang dilancarkan kelompok tokoh lintas agama dengan pernyataan rezim pembohong,  serta pemberitaan wikileaks dan kegagalan negara, yang “menyerang” pemerintahan SBY-Boediono beberapa waktu yang lalu, rakyat Indonesia kembali dihebohkakan dengan pemberitaan yang bersumber dari stasiun televisi Al Jazeera tentang wacana revolusi untuk menumbangkan pemerintahan SBY-Boediono yang di dengungkan oleh Forum Umat Islam (FUI) dan beberapa purnawirawan TNI dengan membentuk Dewan Revolusi Islam (DRI). 
Tag : ,

Supersemar; Catatan Sejarah Yang Hilang

By : Unknown

-->
Oleh:
Aris Ali Ridho
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unila


 
Tanggal 11 Maret 1966, mungkin bagi sebagian besar rakyat Indonesia saat ini tanggal tersebut tidak ada yang istimewa dan nyaris biasa saja seperti hari-hari yang lain. Sebuah mementum yang melahirkan naskah penting yang menjadi senjata sakti lahirnya Orde Baru, yaitu Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Banyak pihak meyakini, Supersemar menjadi tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia, namun Supersemar juga penuh versi dan kontroversi. Naskah otentik Supersemar sendiri yang begitu monumental hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Rakyat selalu dibuat menggantung kebingungan dengan beberapa cacatan sejarah bangsa ini yang masih misterius.

Sebelum reformasi, Supersemar mungkin suatu hal yang memang dianggap sebagai sejarah yang tidak perlu diributkan ataupun dipersoalkan terkait kebenaran sejarah tersebut. Namun setelah berakhirnya Orde Baru yang di tandai dengan lengsernya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan, seolah seperti mendapat ruang terbuka, dengan lengsernya presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu. Berbagai pihak mencoba melakukan berbagai macam usaha untuk mengungkap dan mencari tahu terkait kebenaran dari banyaknya cerita sejarah yang memungkinkan fakta dan kebenaran dari sejarah tersebut di “skenario” oleh Soeharto kala itu.

Gejolak dan aksi massa mahasiswa yang membawa Tritura (tiga tuntutan rakyat) yang berkembang dan kian memuncak, serta tidak kondusif memaksa Soekarno untuk memberikan perintah kepada Soeharto selaku Pangkopkamtib agar menangani kondisi yang tengah terjadi, dengan mengeluarkan Supersemar.

Supersemar yang ditanda tangani langsung oleh Presiden Soekarno waktu itu, dianggap bukanlah suatu penyerahan pemerintahan atau Transfer of Authentic, of Authority kepada Soeharto, melainkan suatu perintah pengaman, perintah pengamanan jalannya pemerintahan. Sebenarnya ia ”kecolongan” dengan membubuhkan frase ”mengambil segala tindakan yang dianggap perlu” dalam surat tersebut. Padahal, perintah dalam militer harus tegas batas-batasnya, termasuk waktu pelaksanaannya. Namun dengan surat itu, Soeharto mengambil aksi beruntun pada Maret 1966, membubarkan PKI, menangkap 15 menteri pendukung Soekarno, memulangkan Tjakrabirawa, dan mengontrol media massa di bawah Pusat Penerangan Angkatan Darat (Puspen AD).

Usaha untuk meluruskan sejarah Indonesia yang masih gelap ternyata sampai detik ini masih belum bisa terjuwud, terlebih saksi kunci dan pelaku sejarah yang terakhirpun, yaitu Soeharto telah wafat pada tahun 2008 yang lalu. Hal ini tentu membuat sejarah Supersemar semakin sulit untuk diungkap kebenarannya. Meninggalnya Soeharto jelas meninggalkan banyak alur sejarah yang ditorehkan masih belum jelas karena beberapa peristiwa penting bangsa Indonesia selama ini banyak yang ditutup-tutupinya.

Banyaknya catatan sejarah bangsa ini yang dibelokkan dan tidak lagi jujur, masyarakat sudah kadung menganggapnya sebagai suatu kebenaran, generasi pasca revolusi adalah generasi yang tumbuh tanpa landasan sejarah pasti. Generasi itu adalah generasi yang meraba-raba mencari kebenaran di tengah kegelapan dan centang-perenang sejarah bangsanya sendiri.

Sumber sejarah sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa, bahkan maju atau tidaknya peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh sumber-sumbernya. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali sejarah, mulai dari zaman pra-sejarah hingga zaman reformasi sekarang. Maka dari itu, apapun bentuk masa lalu adalah tempat kita belajar untuk masa sekarang dan masa akan datang. Dari peristiwa keluarnya Supersemar, kita sebaiknya mengingat betapa kelam dan suram masa lalu negara kita.

Rakyat Indonesia berhak tahu atas sejarah bangsanya sendiri, misteri dibalik peristiwa keluarnya Supersemar. Dibalik kebosanan tentang isu tersebut, bangsa ini tentu masih mendambakan ditemukannya naskah asli Supersemar. Maka dari itu, usaha dan upaya untuk mendapatkan naskah tersebut harus tetap dilakukan.

Terlepas dari kontroversi tersebut, dengan peringatan sejarah Supersemar, sudah sepantasnya bangsa ini dapat menghargai dan mengambil hikmah dari peristiwa sejarah tersebut. Tentunya bukanlah untuk memberikan pelajaran ataupun warisan-warisan buruk atas apa yang dilakukan dilakukan oleh sang pelaku sejarah waktu itu. Bisa menghargai sejarah berarti bisa memperbaiki kesalahan yang terjadi agar tidak berulang di masa datang, sudah saatnya bangsa ini menghargai sejarahnya baik, buruk atau tidak, dari sana kita bisa mempelajari kesalahan-kesalahan dimasa lalu agar kedepan dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik.

Tag : ,

- Copyright © arisaliridho.com - Edited - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -